“Jangan sampai biji jeruknya termakan, nanti pohon jeruk
akan tumbuh diperut kita dan tumbuh tinggi hingga menembus kepala.” Ada yang
pernah mendengar mitos ini saat masih kanak-kanak? Dan siapa yang saat itu
percaya?. Lucu memang bila mengingat-ingat ketika masih belia, banyak anak-anak
yang hidupnya “dihantui” oleh mitos-mitos yang dengan lugunya dipercaya dan
bahkan hingga menimbulkan rasa takut sendiri. Motifnya beragam, diantaranya
merupakan salah satu cara orangtua untuk mencegah anaknya untuk melakukan hal
yang tidak dikehendakinya. Mitosnya pun beragam, ada yang beraroma fantasi
seperti “Kalau ada bintang jatuh lalu memohon sebuah permintaan, maka akan
dikabulkan” hingga berbau klenik dan mistis seperti “Jangan main saat maghrib,
nanti diculik perempuan seram dengan payudara menjulur kebawah bernama kolong
wewe”. Tak dipungkiri, mitos-mitos inilah bisa dikatakan warisan budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia dan tentu saja memberikan warna serta cerita
lucu masa kecil kita (Terutama penulis) karena begitu lugunya hingga
mempercayai hal sekonyol itu.
Mitos masa kecil dan eksploitasi keluguan anak-anak inilah
yang menjadi pondasi cerita utama dalam film pendek berjudul Joshua. Dikisahkan Joshua atau yang
akrab dipanggil Jojo (Jonathan Valentino Salim), siswa Sekolah Dasar yang
selain sekolah dia juga “bekerja sambilan” sebagai “Bandar” gundu atau kelereng
ke teman sejawatnya. Pada saat pelajaran olahraga, Jojo tanpa sengaja mencium
pipi teman perempuannya bernama Lili (Dherya Monic). Ada mitos salah gaul yang
tumbuh dikalangan anak-anak Sekolah Dasar bahwa ciuman (walaupun hanya pipi)
dapat menimbulkan kehamilan. Semenjak saat itu Jojo dan Lili beranggapan bahwa
Lili akan hamil. Diperparah dengan atmosfer yang dibuat oleh teman-teman
sekelasnya, akhirnya bocah SD dengan ciri khas tas ala koper roda berwarna merah
bergambar 101 Dalmantions ini pun merasa harus bertanggung jawab atas “hamilnya”
Lili.



