Sekelompok pembalap liar yang sering menggunakan jalan umum
ibukota sebagai lintasan balapnya jelas bagaikan iblis yang mengusik pengendara
lain dalam berlalulintas. Jalanan dirasa milik mereka sendiri dan dijadikan
arena balap motor yang tak hanya uang yang jadi bahan taruhannya, namun juga
nyawa mereka sendiri bahkan nyawa pengendara umum yang sedang melintas ikut
terancam. Ada yang bangga menjadi pembalap liar karena dianggap punya nyali
yang besar. Walau sering dilakukan razia oleh polisi, namun keberadaan para
“iblis jalanan” ini sulit untuk dibasmi. Melihat fenomena inilah, film
dokumenter pendek berjudul Iblis Jalanan
seakan memberikan solusi bagi mereka yang memang bangga punya nyali besar
dengan “kuda besinya” untuk meluapkan nyali besarnya dengan menggila pada
tempatnya di arena tong setan.
Iblis Jalanan
merupakan film dokumenter pendek yang terinspirasi dari lagu berjudul Iblis Jalanan milik Bangkutaman. Film
ini berkisah tentang kehidupan serta sisi lain dari para pembalap tong setan di
sebuah pasar malam. Adalah Eko dan Abdul, dua rider tong setan yang tak hanya pamer kebolehan dalam atraksi penuh
resiko namun juga membagi cerita dibalik penampilan mereka serta pengalaman
mereka selama berkecimpung di dunia per-tong setan-an dan lika-liku pasa malam
keliling. Selama 10 menit durasi film, Penonton akan diajak menyelami kehidupan
dan keseharian Eko dan Abdul di arena tong setan pasar malam lengkap dengan
penampilan gila-gilaan mereka serta segala keluh kesah mereka mulai dari
beberapa cedera yang mereka pernah alami sebagai resiko pekerjaan hingga kisah
kasih dengan tambatan hati mereka di pasar malam.
Iblis Jalanan
merupakan karya dari Gundala Pictures yang disutradarai oleh Salman Farizi.
Film dokumenter pendek ini awalnya merupakan project videoclip dari single
Bangkutaman yang rilis tahun 2014, namun sepertinya para sineas dibalik Iblis
Jalanan melihat potensi dan kisah yang sangat menarik untuk diangkat ke
permukaan dari kehidupan para rider
tong setan, sehingga jadilah Iblis Jalanan dalam sajian sebuah film
pendek dokumenter. Dalam 10 menit, Iblis Jalanan mampu menangkap
momen-momen menegangkan serta berbahaya dari atraksi para pengendara motor di
arena tong setan. Duet DOP, Sesaria Saputra dan Dana Putra mampu meng-capture ketegangan dari uji nyali dalam
tong raksasa yang dilakukan oleh Eko dan Abdul. Beberapa adegan serta shot yang
dibidik dari kamera mereka dapat dikatakan variatif dimana menggabungkan
beberapa tehnik pengambilan gambar, diantaranya sudut pandang pengendara dimana
menggunakan kamera Go-Pro yang
ditempel di motor Eko dan Abdul serta angle
yang diambil dari dasar tong setan yang memperlihatkan dua rider tersebut berputar-putar mengelilingi tong setan dengan
kecepatan tinggi. Dua kameramen itupun ikut adu nyali berada ditengah-tengah
arena tong setan karena tak dipungkiri resiko mereka demi mendapat gambar yang
baik cukup besar.
Footage-footage
yang berhasil ditangkap dalam proses pengambilan gambar Iblis Jalanan mampu dijahit melalui proses editing yang menarik
dimana pace-nya terasa cepat namun
tetap intense sehingga tetap setia
dengan apa yang ingin diceritakan. Editing Iblis
Jalanan terasa pop dan transisi serta
komposisi antara footage atraksi, wawancara dengan pembalap, serta suasana
eksternal (penonton dan pasar malam) terasa pas dan seimbang. Hasilnya menonton
Iblis Jalanan terasa sangat renyah,
nikmat, dan ringan namun pesan yang ingin disampaikan tetap tersalurkan. Durasi
jadi tak begitu terasa saking menikmatinya. Bisa dikatakan, Iblis Jalanan punya pencapaian tehnik
yang baik yang tentu saja sangat menunjang cerita dan apa yang ingin
disampaikan ke penonton.
Secara sangat jelas bahkan disertakan dalam premisnya bahwa
film Iblis Jalanan ini terinspirasi
oleh lagu Iblis Jalanan milik Bangkutaman, sudah tentu lagu ini pun turut
memperkuat atmosfer ketegangan saat Eko dan Abdul bersama motor mereka melakukan atraksi di
arena tong setan. Beberapa momen dalam film ini punya power lebih ketika
diiringi oleh lagu Bangkutaman ini. Namun, lirik dari lagu Iblis Jalanan kurang
begitu terdengar dan sudah jelas tak begitu memberikan pengaruh dalam film
rasanya. Padahal bisa dipastikan bila liriknya lebih mudah didengar oleh
penonton bisa menjadi kekuatan dan nyawa lebih dalam filmnya. Hingga akhirnya,
apabila lagu Iblis Jalanan diganti dengan lagu lainpun yang bergenre sejenis
akan terasa sama saja hasilnya. Disinilah terlihat bagaimana film arahan Salman
Farizi ini tetap setia dan konsisten terhadap konsep awal filmnya yang
terinspirasi dari lagu milik Bangkutaman.
Film dokumenter pendek
Iblis Jalanan punya tujuan yang sama
dengan lagunya sama-sama menyinggung para pengguna jalan yang bertindak
semaunya namun dengan cara dan eksekusi yang berbeda. Bila lagunya secara
terang benderang menyinggung pengguna jalan yang suka kebut-kebutan, bila
filmnya seakan memberi solusi bila ingin unjuk nyali dengan cara yang lebih
positif, tepat pada tempatnya, dan tentu saja mendapat uang. Filmnya tidak
menyinggung tentang perilaku para “Iblis Jalanan”, namun memberikan sosok “Iblis”
baru namun lebih tahu aturan dan tahu tempat yang digambarkan dengan sosok Eko
dan Abdul. Bila ingin uji nyali besar daripada balapan liar di jalan yang jelas
merugikan orang lain, lebih baik tes nyali di arena tong setan, kurang lebih
itulah yang ingin disampaikan pada film ini selain menunjukkan sisi lain dari
para pembalap tong setan beserta lika liku per-pasar malam-an.
Dengan segala yang disajikan Iblis Jalanan, sangat pantas bila film dokumenter pendek ini terpilih
sebagai pemenang Special Mention Juri film dokumenter di perhelatan XXI Short
Film Festival 2015 dan baru saja menjadi jawara film pendek terbaik di Europe
on Screen 2015 mengalahkan kandidat lain salah
satunya Lemantun karya Wregas Bhanuteja. Dengan segala
pencapaian yang didapat oleh film dokumenter pendek Iblis Jalanan, Bangkutaman haruslah bangga dengan apa yang
dilakukan oleh Salman dkk dalam mentransformasikan project videoclip mereka
kedalam format film dokumenter pendek yang punya kisah serta tehnik penggarapan
yang baik. Sepertinya tak hanya yang sering ugal-ugalan di jalan yang harus
nonton film ini, para penggemar film khususnya film pendek wajib nonton film
ini.
terimakasih banyak reviewnya bung Rohman
BalasHapusBelajar spt ini berapa lama ya ? hehe
BalasHapusNonton film comedy
Download film comedy
Cara Mengetahui Penghasilan Website dan Blog | Google Adsense
BalasHapusApa itu Programmer?
5 Makna dan Arti Logo Terkenal Di Dunia