Semua manusia pasti pernah merasakan cinta dan punya cerita
serta pengalaman cinta masing-masing. Dari sekian banyak ekspresi serta cerita
yang diciptakan dari segala keserbamungkinan yang bida dibuat oleh cinta, tak
sedikit yang merasakan pengalaman “Manis diawal, asam dibelakang”. Awalnya
menjalin cinta, sepasang sejoli saling memahami satu sama lain baik dan
buruknya, plus dan minusnya. Bahkan penggalan lirik “All of me love all of you”
yang dikutip dari lagu “All of Me” milik John Legend sangat mewakili apa yang
mereka rasakan, apa yang mereka sebenarnya sedang toleransikan. Namun seiring
berjalannya waktu dan seringnya bertemu, manis itupun perlahan memudar. Tingkat
toleransi dan saling memahami-pun perlahan luntur. Dan segala janji pada awal
hubungan tinggallah janji. Demikian sedikit yang setidaknya ingin dituturkan
oleh “Love Paper”. Sebuah film pendek yang menggunakan cara yang cukup unik
dalam menuturkan maknanya.
“LovePaper” berkisah tentang sepasang suami istri yang
menjalani hubungan mereka dimana masa-masa manisnya cinta sudah mulai memudar.
Diperlihatkan bagaimana mereka sudah mulai tak saling memahami serta tak saling
toleransi lagi satu sama lain. Kepekaan antara mereka-pun meluntur terlihat
dari tidak memahami keadaan pasangan masing-masing dan mulai hilangnya respect
antara mereka. “Love Paper” merupakan love story dimana Kisahnya terasa umum
namun cukup menyentil kehidupan dalam hubungan dewasa. Menyindir bahwa hubungan
yang tidak lagi dilandaskan kepedulian satu sama lain akan berujung sebagai
bencana.























